KELAS DAN TINGKATAN DOSA
gambar
: Sahan Courtyard of the Sheikh Zayed Grand Mosque United Arab Emirates
Abu
Khalid Al-Kabuli salah satu di antara murid terdekat Imam Ali bin Husein Zainal
Abidin, sering belajar secara khusus dari sang guru. Dalam sebuah halagah-nya,
Al Kabuli meriwayatkan bagaimana sang guru ini menanamkan rasa takwa kepada
santri-santrinya. Kadang kala dengan mengajarkan doa-doa yang indah yang
disusunnya sendiri, seperti yang dapat dilihat dari sejumlah kitab himpunan
doanya al-Shahifah al-Saijadiyyah atau al-Shahifah al Kamilah atau dalam
kesempatan lain beliau memberikannya dalam bentuk kuliah-kuliah yang
disampaikan secara akrab.
Di antara tuntunan rohaninya yang sangat penting, terutama bagi mereka yang
baru ingin memulai jalan suluk menuju Allah adalah mengenal kelas-kelas dosa
beserta segala dampak negatifnya. Karena seperti yang diisyaratkan dalam
Al Quran bahwa setiap dosa mempunyai dampak negatifnya yang beraneka ragam
bergantung pada besar kecilnya dosa tersebut. Allah swt. berfirman, “Setiap orang
Kami hukum berdasarkan (kelas) dosa-dosanya sendiri....(0S. 29:40). Dan tentu
setiap dosa betapapun kecilnya akan menjadi penghambat tuannya menuju sang
Kekasih, Allah Azza wa Jalla.
Zainal Abidin r.a. berkata, “Dosa-dosa yang akan menyebabkan nikmat Allah
diubah adalah berlaku zalim terhadap sesama manusia, meninggalkan kebiasaan
berbuat kebajikan, berpura-pura dalam berbuat baik, kufur nikmat dan tidak
bersyukur. Allah swt. berfirman: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib
suatu kaum kecuali mereka sendiri yang mengubahnya (QS. Ar-Ra'd: 11).
Dosa-dosa yang akan mendatangkan penyesalan adalah membunuh jiwa yang telah
diharamkan oleh Allah swt. Allah berfirman: Jangan kalian membunuh jiwa yang
telah diharamkan oleh Allah (Al-Isra':32). Dalam kisah Kabil yang membunuh
saudaranya, Habil, Allah menceritakannya kembali dalam Al Quran, lalu
mengomentarinya dengan kata-kata: Maka dia (Kabil) tergolong di antara
orang-orang yang menyesal (Al-Maidah: 34): meninggalkan silaturahmi dengan
sanak kerabat sampai saatnya dia perlu, mengulur ulur kewajiban salat sampai
keluar waktu: tidak berwasiat, menahan hak orang lain atau menahan harta zakat
sampai saat ajalnya tiba dan lidahnya kelu.
Dosa-dosa yang akan menyebabkan turunnya penyakit adalah orang arif yang
bersikap takabur, merasa lebih tinggi, mengejek dan mencela orang lain.
Dosa-dosa yang akan menyebabkan tertolaknya rezeki adalah menampakkan
kefakiran, tidur sehingga meninggalkan salat isa, tidur sehingga meninggalkan
salat subuh, meremehkan nikmat-nikmat Ilahi dan mengeluhkan Allah Azza wa
Jalla.
Dosa-dosa yang menyebabkan segera datangnya maut adalah memutuskan tali silaturahmi, bersumpah palsu, berkata-kata bohong, berzina, menyekat jalur-jalur milik kaum Muslimin dan mengaku diri sebagai iman tanpa hak.
Dosa-dosa yang menyebabkan terputusnya harapan adalah bersikap putus asa dari rahmat Allah, merasa tidak akan memperoleh anugerah Ilahi, meyakini kepada selain Allah, dan mendustakan janji-janji Allah swt.
Dosa-dosa yang menyebabkan lemahnya hasrat dan kehendak Allah adalah sihir, bertenung, percaya pada ahli nujum, mendustakan takdir, dan durhaka kepada orang tua.
Dosa-dosa yang akan menyebabkan terkoyaknya tabir (yang menutupi keaiban-keaiban) adalah berutang dengan niat tidak akan membayar, berlebih-lebihan dalam belanja yang batil, bersikap kikir kepada keluarga-anak dan kerabat, berakhlak buruk, kurang sabar, sering gundah, bermalas-malasan, dan menghina orang-orang yang beragama.
Dosa-dosa yang menyebabkan tertolaknya doa adalah niat yang buruk, batin yang kotor, bersikap munafik dengan sesama saudara, tidak yakin akan ijabah doanya, mengulur ulur waktu salat sampai lepas waktu, meninggalkan taqorrub pada Allah dengan cara berbuat amal kebajikan dan sedekah, serta berkata-kata kotor dan keji.
Dosa-dosa yang menyebabkan tertahannya hujan adalah hakim yang bersikap zalim dalam pengadilan, bersaksi palsu, menyembunyikan saksi, menahan harta zakat, tidak memberi pinjaman kepada orang yang perlu dan meninggalkan perbuatan kebajikan, berhati keras terhadap orang orang fakir dan papa, bersikap zalim terhadap anak-anak yatim dan janda, serta menghardik peminta-minta di saat mereka membutuhkan.”
Diskusi