NASIHAT IBLIS KEPADA NABI NUH
Di
antara manusia yang mendapatkan umur yang sangat panjang di dunia ini adalah
Nabi Nuh a.s.. Al Quran mengatakan bahwa dia pernah hidup di sekitar kaumnya
selama sembilan ratus lima puluh tahun. Sepanjang masa itu beliau telah menyeru
mereka pada jalan Allah, namun hanya sedikit dari mereka yang kemudian ikut
jalannya. Melihat kaumnya yang sangaja mengingkari agama Allah, bahkan sering
mengganggunya, Nuh memohon kepada Allah agar ditimpakan bencana kepada mereka.
Allah mengabulkan permohonannya.
Nuh diperintahkan untuk membuat kapal besar yang bisa memuat semua jenis
makhluk hidup. Allah akan menurunkan hujan yang sangat lebat dan mengalirkan
banjir yang sangat besar sehingga tidak
satu pun dari mereka yang kafir masih akan tersisa.
Tiba waktunya apa yang ditentukan oleh Allah. Bersama semua pengikutnya dan
segenap pasangan makhluk melata lain Nuh naik ke atas kapal. Hujan mulai turun
membasahi bumi. Nuh memperhatikan satu per satu dari mereka yang hadir di
kapal. Tiba-tiba matanya memandang seorang laki-laki tua yang tak dikenalnya.
“Siapa Anda?" tanya Nuh ingin tahu.
“Aku Iblis,” jawabnya.
Dasar Iblis, dia tahu saja bagaimana cara masuk ke dalam kapal sang Nabi
kekasih Allah. Dia bisa hadir di mana saja dia mau. Bukan karena dia
semata-mata makhluk ajaib, tetapi dia memang sangat gigih memperjuangkan misinya.
“Mengapa kau mau ikut kami?” tanya Nuh lagi.
“Aku bukan mau ikut kapalmu dan ingin selamat bersamamu. Aku hanya ingin
mengganggu hati para pengikutmu. Biarlah tubuh mereka bersamamu asal hati
mereka bersamaku,” jawab Iblis terus terang.
Iblis memang tidak pernah menyembunyikan niat jahatnya untuk mencelakakan
manusia. Pikirnya, semua manusia sudah tahu siapa dia, sejak zaman Adam sampai
hari kemudian. Mengapa harus berbohong lagi, toh tidak semua yang manusia
ketahui pasti akan diikuti.
“Keluarlah dari kapalku, wahai musuh Allah!” hentak Nabi Nuh kepada Iblis.
Iblis tidak menjawab apakah mau keluar atau akan tetap di sana. Sebelum Nuh,
Allah juga pernah menghentaknya dan mengusirnya keluar dari surga. Tetapi, dia
masih saja membangkang perintah Allah dan terus berusaha menggoda Adam sampai
berhasil.
Dia hanya berkata, “Wahai Nuh, aku menyimpan lima kiat yang dengannya aku akan
bisa mencelakan umat manusia. Aku akan sebutkan padamu yang tiga, tapi akan
menyembunyikan darimu dua lainnya.”
Kemudian Allah mewahyukan pada Nuh agar tidak usah mendengarkan yang tiga, tapi
dengar saja dua yang lainnya.
“Aku tidak berminat mendengar tiga kiat yang kau sebutkan itu, tapi sebutkan
dua kiat yang kau sembunyikan dariku,” jawab Nuh.
Iblis berkata, “Wahai Nuh. Aku akan berusaha membinasakan manusia dengan dua
cara: pertama, dengan cara menanamkan sifat dengki dalam hati mereka: dan kedua
dengan cara menanamkan sifat serakah dalam jiwa mereka. Karena dengki maka aku
dilaknat oleh Allah dan dijadikannya sebagai setan yang terkutuk. Dan karena
serakah maka Adam menghalalkan segala makanan di surga sehingga dia
dikeluarkan. Dengan dua sifat ini, kami semua dikeluarkan dari surga.”
Setelah kapal Nuh mendarat dengan segenap penumpangnya, tiba-tiba si Iblis
datang lagi menghampirinya. Dengan suara yang amat merdu dia berkata pada Nuh,
“Aku sangat berterima kasih padamu, lebih dari semua makhluk yang ada di bumi
ini.”
“Terima kasih dari apa ?” tanya Nuh ingin tahu.
“Permohonanmu agar orang-orang kafir itu dicelakakan telah dikabulkan oleh
Allah. Dengan cara itu berarti kau telah meringankan bebanku,” kata Iblis.
“Wahai Nuh, jangan sekali-kali kau mendengki karena ia telah mengantarku pada
keadaan seperti ini. Dan jangan sekali-kali kau serakah karena ia telah
mengantar Adam seperti yang dialaminya.”
(dialog dialog Sufi , Husein Shahab, Remaja Rosdakarya)
Diskusi