BONUS AMAL SALEH DI DUNIA
gambar : Sultan Mosque in Kampong Glam, Singapore.
Abdullah bin Umar, salah seorang tokoh sufi dari kalangan sahabat terkemuka, pernah meriwayatkan suatu cerita menarik yang didengarnya dari Rasulullah saw.“Alkisah, tiga orang sahabat pernah bermalam di sebuah gua dalam suatu perjalanan musafirnya. Tiba-tiba sebuah batu gunung yang besar jatuh persis di hadapan pintu gua itu. Apa daya, mulut gua yang tadinya terbuka, kini tertutup rapat. Tiga sahabat ini berusaha untuk mendorong batu, tetapi tenaga mereka tak mampu untuk menggesernya walau sedikit. Mereka hampir-hampir pu. tus asa lantaran tidak menemukan jalan keluar.yang bisa menyelamatkan nyawa mereka.
Salah seorang dari mereka kemudian berkata, “Apakah kita pernah melakukan suatu amal kebajikan besar sepanjang hidup? Apabila pernah, kita mohon saja dari Allah agar ganjarannya bisa diberikan segera biar kita bisa selamat dari malapetaka ini.”
Mereka berusaha untuk mengingat-ingat amal kebajikan besar apa yang pernah dilakukan sepanjang hayatnya. Karena mungkin dengan cara seperti ini, Allah berkenan uNtuk menyelamatkan mereka dari maut yang tak dikehendaki itu. '
Yang pertama berkata dalam doanya, “Ilahi, dahulu aku punya orang tua. Kupelihara mereka lebih dari anak istriku sekalipun. Bahkan aku tidak akan menyentuh makanan sebelum tangan kedua mereka yang menyentuhnya. Ilahi, suatu hari aku pulang larut malam karena mencari nafkah. Kudapati kedua orang tuaku, istriku dan anak-anakku sudah tertidur pulas. Kusiapkan makanan mereka dan kuhidangkan untuk kedua orang tuaku. Aku tidak mau membangunkan tidur mereka karena khawatir mengganggu. Kutunggui mereka sampailah fajar terbit. Anakanakku menangis dan bergelantungan di kakiku meminta makanan. Tapi, ya Rabbi, aku tidak beri mereka makanan itu sampailah kedua orang tuaku bangun dan memakannya.
Ilahi, apabila yang kulakukan itu semata-mata karena wajah-Mu dan ada nilainya di sisi Mu, maka selamatkanlah kami dari bencana ini.”
Tiba-tiba batu gunung yang besar itu dengan kuasa Allah bergeser sedikit dari tempatnya. Namun, mereka masih belum bisa keluar dari sana.
Yang kedua berdoa, “Allahumma, ya Allah, dahulu aku punya seorang sepupu perempuan. Aku sangat mencintainya. Suatu hari aku berniat jahat padanya, tetapi dia menolak. Selang berapa tahun kemudian, dia mendatangiku. Kuberikan padanya uang sebesar seratus dua puluh dinar dengan syarat dia mau melayaniku. Ketika aku akan menyentuhnya, dia berkata padaku, “Ittaqullah, takutlah kamu pada Allah. Tiada berhak seseorang menyentuh wanita lain kecuali istrinya.” Aku lari meninggalkannya, padahal dia adalah wanita yang paling kucintai. Aku juga tidak mengambil kembali uang yang telah kuberikan padanya.
Ilahi ya Rabbi. Apabila yang kulakukan itu ada nilainya disisi-Mu, maka selamatkanlah kami dari tempat ini.”
Tiba-tiba dengan kuasa Allah batu raksasa itu bergeser lagi sedikit. Akan tetapi, mereka masih belum bisa keluar.
Yang ketiga berdoa, “Ya Allah ya Rabbi. Dahulu aku punya banyak pekerja. Setiap saat kubayar gaji mereka dengan penuh. Suatu hari salah seorang dari mereka tidak datang untuk mengambil gajinya. Kusimpan uangnya dan kujadikan modal usaha sampai akhirnya ia berkembang. Kemudian dia datang untuk meminta gajinya. Kukatakan padanya bahwa binatang-binatang ternak yang ada, unta, sapi, kambing, dan hamba-hamba sahaya itu adalah milikmu. Semula dia tidak percaya, tetapi setelah kujelaskan dia ambil semua miliknya dan tidak sedikit pun disisakannya untukku. Ya Allah ya Rabbi, apabila yang kulakukan itu ada nilainya di sisi-Mu, maka selamatkan kami dari tempat ini.”
Dengan kuasa Allah, batu gunung yang besar itu akhirnya bergeser lagi. Akhirnya mereka keluar dan selamat dari bencana besar itu.
Mengomentari cerita ini, Ibnu Hajar berkata, “Jika bertawasul dengan amal saleh dan amal kebajikan bisa bermanfaat, apalagi bertawasul dengan tokoh-tokoh amal saleh.”
(dialog dialog Sufi , Husein Shahab, Remaja Rosdakarya)
Diskusi